Larry Williams, Trader Sukses Berkat Kombinasi Teknikal Dan Fundamental

Larry Williams adalah seorang trader terkenal yang sudah menulis banyak buku dan membuat berbagai indikator trading yang cukup populer. Ia juga merupakan ayah dari aktris Michelle Williams yang berkali-kali dinominasikan dan memenangkan penghargaan Oscar dan Golden Globe. Akan tetapi, dibandingkan dengan statusnya sebagai ayah pemain film tenar, Larry Williams lebih terkenal dengan kelihaiannya dalam bertrading.

Sebagai mantan pelari marathon, Larry Williams melihat adanya kesamaan antara trader yang sukses dengan pelari marathon yang sukses. Kesamaannya ada pada rasa sakit dan rasa lelah yang dialami. “Setiap orang akan bisa berlari marathon bila mereka mau berlatih dengan keras dan benar. Ini sama dengan trading. Bila Anda mau berlatih, Anda tentu akan menjadi seorang trader yang tangguh dan sukses,” kata Williams.

 

Larry Williams

Larry Williams

 

“Ketika Anda sedang berlari marathon, pasti anda akan selalu menemui rute sulit yang tidak Anda sukai. Bahkan, mungkin Anda merasa seperti berada di neraka saat sedang melewati rute itu. Namun Anda harus bisa tetap bergerak maju, apapun yang terjadi. Kaki Anda yang satu harus tetap Anda gerakan di depan kaki yang lain, sembari mengingat tentang tujuan apa yang sedang anda kejar. Sama halnya dengan trading. Anda harus tetap melakukan trade, baik itu buy ataupun sell, dan anda harus selalu mengingat bahwa Anda sedang melakukan trading,” jelas Williams.

“Pernah suatu ketika saatu sedang berlomba, kaki saya tiba-tiba kejang dan terasa sakit. Saya memperlambat gerakan hingga rasa sakitnya teredam. Hal ini sama juga dengan trading, ketika saya sedang loss, saya akan istirahat sebentar dan meneliti kembali segala penyebab yang dapat menyebabkan mengapa posisi saya bisa loss,” tambahnya.

 

Sukses Berkat Kombinasi Antara Analisa Teknikal Dan Fundamental

Larry Williams memulai karir trading di pasar saham pada awal tahun 60-an. Sepuluh tahun berselang, seorang teman menganjurkan agar ia mempertimbangkan agar masuk ke pasar komoditi karena dengan modal yang sama, ia dapat memperoleh return yang lebih besar. William menuruti anjuran itu dan benar saja, ia mendapatkan return yang jauh lebih besar bila dibandingkan dengan trading di pasar saham.

Pada tahun 1987, Williams mengikuti sebuah program kejuaraan dunia trading pada Robbins World Cup Trading Championship (ini diselenggarakan oleh Robbins Trading Company) dan ia berhasil keluar sebagai pemenang setelah bisa mengubah modal awal $10,000 (uang sungguhan) menjadi $1,100,000 atau profit sebesar 10900% dalam waktu 12 bulan. Sebuah prestasi yang mencengangkan bukan?

Terlebih lagi, prestasi ini masih belum ada yang menandingi pada waktu itu. Anak-anaknya mengikuti kesuksesan tersebut. Michelle Williams pernah memenangkan kejuaraan yang sama sepuluh tahun kemudian, sedangkan untuk anaknya yang lain (Jason Williams) sudah menulis buku tentang psikologi dalam trading yang berjudul, “The Mental Edge In Trading”.

Williams yang tinggal di kepulauan Virgin Amerika Serikat ini menyebut dirinya sebagai seorang trader “kontekstual” yang memakai kombinasi analisa teknikal dan fundamental. Di dunia investasi finansial, Larry Williams dikenal sebagai pembuat dari bermacam indikator. Diantaranya adalah Ultimate Oscillator, Accumulation/Distribution Indicators, Indeks COT, juga beragam forecast siklus, sentimen pasar, dan pengukur nilai untuk harga-harga komoditas yang ada di pasar.

 

Jangan Emosional Ketika Trading

Seorang trader yang juga merupakan politikus dari Partai Republik ini, menjalani trading untuk dirinya sendiri dan berfokus pada Treasury Bond Futures, S&P 500 dan forex. Time frame trading yang dipakai olehnya adalah bersifat daily (1-day) dan berjangka 3-days.

Apa pandangan dari seorang Larry Williams tentang bisnis trading anda? “Yang saya sukai dalam bisnis ini adalah senantiasa berfikir ke depan. Kebanyakan orang berfikir tentang keadaan yang terjadi pada saat ini, tetapi para trader harus memikirkan betul apakah akan ada hujan 6 bulan dari sekarang? Apakah akan terjadi peperangan 10 bulan dari sekarang? Apakah akan ada bencana kelaparan 2 tahun dari sekarang? Mungkin ini adalah tempat yang cocok bagi saya. Saya sedang hidup di masa yang akan datang,” terangnya. Tetapi, “trading sangat rentan dengan faktor emosi. Anda harus dapat membiasakan diri untuk tidak emosional ketika memulai trading, atau Anda akan mengalami tekanan mental yang tak kunjung henti,” tambahnya.

 

Nasihatnya untuk para trader pemula

Apa nasehatnya untuk para trader pemula? “Sama seperti lari marathon, mulailah dengan perlahan-lahan. Sediakan waktu dan dana yang cukup untuk tetap belajar dan terus berlatih. Biaya untuk belajar akan amat murah bila dibandingkan dengan pengalaman dan pengetahuan yang akan Anda peroleh dalam bisnis ini. Ketika trading, jika Anda merasa ada yang tak beres, segeralah melakukan cut-loss, tetapi, biarkan profit Anda tetap ‘berlari’, Anda mesti memiliki target yang harus anda capai.” katanya.

 

Baik, itu tadi adalah artikel singkat kami tentang Trader sukses Larry Williams. Terimakasih telah menyimak, sampai jumpa di postingan berikutnya.

(Dipost oleh Taufik Romadhon – [email protected])

Sumber Artikel: http://www.seputarforex.com/artikel/forex/lihat.php?id=109662&title=kisah_trader_sukses_larry_williams

Konten ini ditulis oleh penulis freelance yang menulis secara bebas di Gainscope, bilamana ditemukan konten yang tidak sesuai harap lapor kepada [email protected]

Jim Rogers, Trader Sukses Penyabet Rekor Dunia

James Beeland Rogers, Jr., atau yang lebih populer disapa dengan panggilan Jim Rogers, adalah seorang investor dan trader profesional terkemuka, analis, penulis buku, serta komentator di berbagai media investasi terkenal. Bersama dengan George Soros, Rogers mendirikan Quantum Fund dan berhasil meraup keuntungan sbanyak 4200 persen dalam kurun waktu 10 tahun.

Untuk anda yang penasaran dengan sosok yang satu ini, berikut adalah kisah perjalanan karir dan inspirasi trading seorang Jim Rogers yang dapat kami tuliskan. Terutama, dalam hal mencari peluang investasi dan sikap yang paling tepat saat belajar trading serta menghadapi loss yang sewaktu-waktu bisa terjadi.

 

 

Mengawali Karir Di Wall Street

 

Jim Rogers

Jim Rogers

 

Jim Rogers lahir di Baltimore, Maryland, Amerika Serikat pada tahun 1942 dan seperti penuturannya ia mulai belajar berbisnis sejak usia 5 tahun, walaupun hanya berjualan kacang. Seusai menyelesaikan studi di bidang sejarah di Yale University, Rogers bekerja di Wall Street pada broker Dominick & Dominick. “Kala itu saya tidak tahu apa perbedaan antara saham dan bond. Bahkan, saya tidak tahu benar tentang apa sebenarnya bisnis yang berjalan di Wall Street,” kenangnya.

Karena tertarik dengan pengaruh politik terhadap pasar, Rogers memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya untuk mempelajari ilmu Philosophy, Politics and Economics di Universitas Oxford, sebelum akhirnya bekerja di perusahaan investasi Arnhold and S. Bleichroder pada 1970an. Dari sanalah Jim Rogers kemudian bertemu dengan sosok trader legendaris, George Soros.

Pensiun dini di umur 37 tahun membuat nama Jim Rogers tercatat dalam daftar Guinness Book of World Records sebanyak 2 kali. Walau begitu, rekor tersebut bukan dalam ranah trading maupun investasi. Figur ini tak disangka-sangka pernah meraih pengakuan untuk rekor keliling dunia dengan menggunakan sepeda motor (pertama ia lakukan antara tahun 1990-1992 dan ke dua ia lakukan antara tahun 1999 dan 2002). Semua petualangan yang ia tuliskan dalam buku berjudul Investment Biker dan Adventure Capitalist yang masing-masing sudah berstatus best seller.

Lalu, apakah insipirasi trading yang dapat diserap dari pengalaman dan kesuksesan Jim Rogers? Ada banyak tips yang sempat disampaikan oleh chairman dari Rogers Holdings and Beeland Interests, Inc dan pendiri dari Rogers International Commodities Index (RICI) ini. Tetapi, ini adalah 2 inspirasinya yang paling populer.

 

1)  Peluang Investasi Bisa Dicari Dimanapun Juga

Mengenai cara mencari peluang investasi, Jim Rogers yang juga merupakan seorang penulis tetap di berbagai media finansial kenamaan ini ternyata memiliki pandangan yang menarik. “Hey, apakah Anda baca buku saya yang berjudul Investment Biker? (dalam kontennya, terselip pelajaran bahwa) mencari ide untuk berinvestasi tidak harus dengan duduk di depan komputer melulu seharian. Naik sepeda motor dan lihat bagian dunia lain dapat menjadi alternatif solusi yang menarik. Di China misalnya, banyak peluang investasi yang ada di sana… Tapi itu cara saya, Anda mungkin saja punya metode yang berbeda….,” demikian ungkap seorang Jim Rogers.

Sejak tahun 2007, Jim Rogers dan keluarga bermukim di Singapura sembari mengatur semua perusahaan serta portofolio investasi pribadinya. Tentang hijrahnya ke Singapura, Rogers mengatakan bahwa Asia masih sangat potensial, dan sekarang adalah saat yang tepat untuk bernvestasi di Asia. “Jika Anda cukup cerdas di tahun 1807 Anda akan hijrah ke kota London, jika Anda inginkan bisnis di tahun 1907 Anda akan pindah ke kota New York, dan jika Anda hendak berinvestasi di tahun 2007 Anda akan bermukim di negara Asia,” katanya.

 

2) Dalam Belajar Trading Dan Menghadapi Loss, Diam Adalah Emas

Dalam trading, Rogers lebih mengandalkan faktor fundamental. “Saya sempat bekerja sama dengan nama-nama besar dalam dunia trading. Saya tidak tahu apakah saya sudah belajar dari mereka. Cara belajar yang paling baik dalam dunia investasi atau trading adalah dengan tidak berbuat apa-apa sampai ada sesuatu yang harus dilakukan,” kata Jim Rogers, yang pandangan ekonominya cukup sejalan dengan paham Austrian School of Economics dan sudah mendapat gelar profesor di bidang keuangan dari Columbia University School of Business.

 

 

Nasihat Untuk Para Trader Pemula

 

Apa nasehatnya untuk para investor dan trader pemula? “Oh, kalau saya akan menunggu sampai ada uang di suatu tempat, dan yang harus saya lakukan hanyalah menghampiri dan mengambil uang itu. Sembari menunggu, saya tidak melakukan apa-apa. Mereka yang loss berteriak: Saya sudah loss!, saya harus mendapatkan uang itu kembali!…. Itu salah, itu pikiran yang amat keliru. Yang seharusnya mereka lakukan adalah duduk manis saja hingga mereka menemukan sesuatu,” tutur Jim Rogers.

 

Oke, itulah tadi artikel singkat tentang inspirasi trading dari Jim Rogers dan nasehatnya. Semoga bisa menginspirasi anda, dan semoga anda bisa melakukan trading dengan lebih baik lagi. Terimakasih sudah menyimak, sampai jumpa lagi di artikel yang selanjutnya!

(Dipost oleh Freelancer: Taufik Romadhon – [email protected])

Konten ini ditulis oleh penulis freelance yang menulis secara bebas di Gainscope, bilamana ditemukan konten yang tidak sesuai harap lapor kepada [email protected]

Kisah Trader Sukses Ed Seykota, Seorang Trend Follower yang Hebat

Trading, merupakan sebuah aktivitas. Seperti halnya aktivitas lain, bertrading terkadang juga menjenuhkan. Agar kita tidak mudah merasa jenuh, kita membutuhkan motivasi dan juga inspirasi. Diantara para trader, banyak sekal tokoh yang dapat kita jadikan sumber inspirasi diri kita pribadi. aSalah satunya, Edwarf Arthur. Bagaimana kisahnya? Silahkan menyimak ulasan yang sudah kami tuliskan berikut.

Edward Arthur Seykota

Edward Arthur Seykota

 

Mengenal Edward Arthur Seykota

Lahir di Belanda pada tahun 1946, membuat ia memiliki masa kecil yang cukup memprihatinkan. Mengingat, kala itu dunia masih berada di era pasca perang duni. Kemudian, ia berimigrasi ke AS. Disana, Edward menyelesaikan pendidikan teknik elektro di MIT serta ilmu management di MIT Sloan School of Management pada tahun 1969. Di awal tahun 1970, ia mulai bekerja sebagai seorang analis di sebuah perusahaan pialang saham. Dari sinilah ia mulai mengembangkan sebuah sistem trading dengan menggunakan komputer yang pada saat itu masih teramat sederhana.

Edward Arthur Seykota adalah salah seorang trader komoditi Amerika Serikat. Dirinya diketahui juga merupakan salah seorang pelopor trading menggunakan system yang terkomputerisasi pada sekitar awal tahun 1970-an. Dalam usahanya mempelajari pengetahuan dan metode trading, Ed Seykota banyak memetik pelajaran dari pengalamanya. Sehingga bisa dikatakan dirinya belajar secara otodidak.

Sebagai seorang pengajar dan mentor trading, tentunya ia memiliki banyak anak didik. Murid-muridnya sekarang banyak yang telah menjadi trader tangguh dan terkenal. Diantara mereka antara lain Michael Marcus, David Druz serta Jason Russell dari Salida Capital. Prestasi Seykota yang paling mengesankan adalah sanggup mengembangkan dana klien dari USD5,000 menjadi senilai USD15,000,000, atau sekitar 300,000% hanya dalam kurun waktu 12 tahun.

Dalam salah satu petikan wawancaranya dengan Jack Schwagger seperti apa yang ditulis dalam buku ‘Market Wizards’, Seykota sempat mengatakan: “Saya pernah mengalami kerugian yang jumlahnya cukup besar pada komoditi perak, kemudian broker saya merekomendasikan ke saya untuk sell pada tembaga, tapi kemudian saya malah merugi lagi. Saya tunggu harga perak naik dan merencanakan action buy dengan ukuran trading sebesar mungkin. Ketika tiba saatnya, saya langsung melakukan open buy.

Tapi apakah yang terjadi? Semua ludes, dan dana saya habis. Saya heran, mengapa harga perak bisa kembali jatuh. Saya sempat berfikir itu tidak mungkin terjadi. Saya percaya kepada berita-berita pasar, dan itulah contoh moment dimana pergerakan harga tidak akan selalu sejalan dengan apa yang kita prediksikan. Ketika pikiran saya sudah benar-benar buntu, kala itu saya menyempatkan untuk membaca tulisan Richard Donchian yang membahas tentang trend.

Ia menulis bahwa sistem trading mechanical yang mengikuti trend yang sedang berlaku akan sangat membawa manfaat, karena pasar selalu bergerak dalam trend. Ya, itu dia.” Ujar Ed. “Setelah itu, saya kemudian mencoba-coba teori yang saya baca itu dengan membuat program sederhana yang dapat mem-backtest teori tersebut. Hasilnya sangat mengagumkan, teorinya benar-benar bisa mendatangkan profit. Meski saya tidak begitu mengerti benar mengapa pasar bisa berlaku demikian, tetapi sejak saat itu saya memutuskan untuk trading for living. Dan sejak saat itu, trading adalah pekerjaan full time saya.” Lanjut Ed.

Metode trend following pertamanya agaknya mengacu pada teori Donchian 4 Week Rule dan 5-20 day Moving Averages. Seykota merupakan trend follower sejati, dan ia senantiasa konsisten dengan cara tradingnya, baik untuk mengelola account pribadi yang dimilikinya maupun account para kliennya. Seykota meramu sistem trend following-nya dengan cara yang sederhana dan mudah dimengerti. Menurutnya, bila seorang trader bisa konsisten mengikuti trend yang ada, dalam kondisi pasar seperti apapun trader tersebut akan selalu mendapat untung.

“Sistem trading yang sudah berjalan dan mendatangkan profit, sebaiknya tidak perlu untuk diubah-ubah. Trader-lah yang harus menyesuaikan diri dengan sistem.” kata Seykota yang juga mengintegrasikan penerapan sistem trend following-nya dengan money management itu. Menurut murid-muridnya, kesuksesan dalam trading juga amat didukung oleh sikap mentalnya yang begitu mencintai pekerjaan ini dan rasa optimismenya yang tinggi.

 

Nasehat Untuk Para Trader

Apa nasehatnya bagi para trader? “Jika Anda mengalami rugi, sebisa mungkin anda harus menutup posisi Anda dengan segera. Jika untung, biarkan keuntungan Anda tadi bergerak mengikuti arah pergerakan trend. Jika Anda tidak bisa mengiklaskan jumlah kerugian yang sedikit, cepat atau lambat Anda akan mengalami kerugian yang lebih besar. Anda harus berani melakukan cut-loss. Saya pribadi pernah merasakan hal ini. Begini, di dunia forex ada banyak sekali trader tua (old trader) dan trader yang berani (bold trader). Namun, amat sedikit sekali jumlah trader tua yang berani.” kata seorang Ed Seykota yang sekarang bermukim di daerah pantai utara Nevada, AS.

Itulah tadi artikel singkat kami tentang Kisah Trader Sukses Ed Seykota, Trend Follower Sejati. Semoga anda bisa bermanfaat untuk anda, see you next post!

(Dipost oleh Freelancer: Taufik Romadhon – [email protected])

Sumber Artikel: http://www.seputarforex.com/artikel/forex/lihat.php?id=133823&title=kisah_trader_sukses_ed_seykota

Konten ini ditulis oleh penulis freelance yang menulis secara bebas di Gainscope, bilamana ditemukan konten yang tidak sesuai harap lapor kepada [email protected]

Kiana Danial, “Diva Trading” Pencetus Analisa Forex Diamond

 

Ada banyak pengalaman unik para trader wati sukses yang dapat dijadikan pelajaran yang menginspirasi. Kisah kali ini, akan mengulas secara khusus perjalanan dan tips trading dari seorang Kiana Danial, CEO InvestDiva yang telah diakui sebagai seorang trader dan educator dunia forex yang terkemuka.

Kiana Danial

Kiana Danial

Siapakah Kiana Danial?

Lahir dan besar di wilayah Iran, Kiana Danial pertama kali mengenal dunia forex ketika ia masih berkuliah di negri sakura. Kala itu, trader yang banyak mendapat inspirasi dari pengalaman hidup sebagai seorang minoritas tersebut mencoba trading pada mata uang USD/JPY. Ia pun kemudian berhasil mengumpulkan profit hingga satu juta Yen dalam sebulan. Namun sayang, keuntungan tersebut sirna di bulan berikutnya, dikala ia mengalami loss hingga mencapai nilai sepuluh juta Yen.

Tak patah arang, Kiana Danial justru Malah bertekad untuk segera pindah ke New York dan belajar lebih banyak lagi tentang trading forex. Di tempat itulah dirinya kemudian terus berlatih, menambah pengalaman, dan terus mengembangkan kemampuan. Hingga akhirnya, ia mampu menjadi seorang trader wanita yang sukses.

Setelah mencapai keberhasilan dalam bertrading, Kiana Danial kemudian terjun ke masyarakat sebagai seorang edukator forex dan pembicara yang cukup handal. Atas dedikasinya, ia kini sudah diakui sebagai sosok yang cukup berpengaruh di bidang investasi dan ahli dalam bidang manajemen keuangan. Situs Nasdaq.com bahkan pernah menyebut Kiana Danial sebagai tokoh profesional yang banyak dicari dan terkadang tampil dalam berbagai media bergengsi, seperti Forbes, Wall Street Journal, CNN, serta majalah Time.

Lebih lanjut lagi, pengarang buku “Invest Diva’s Guide to Making Money in Forex” itu telah dianugerahi berbagai macam penghargaan bergengsi. Diantaranya, Best Financial Education Provider di Shanghai Forex Expo (2014), penghargaan Women of Influence Honoree dari New York Business Journal (2015), dan masih banyak lagi yang lainya.

Forex Diamond

Forex Diamond

Metode Analisa Forex Diamond

Sebagai figur trader yang sudah cukup diakui, Kiana tentunya punya jurus khusus yang menjadi andalan dalam proses mencapai keberhasilan trading. Teknik khas Kiana Danial, selama ini terkenal dengan sebutan “Analisa Diamond”, yang selalu diterapkan dalam berbagai ulasan analisa forex di website pribadinya.

Berpedoman pada prinsip “trading forex merupakan investasi yang harus diperlakukan dengan amat hati-hati layaknya sedang memegang sebuah permata”, Kiana Danial mengambil sudut-sudut batu berlian sebagai poin dari analisa forex yang harus diperhitungkan. Terdapat analisa teknikal, fundamental, kapital (modal trading), sentimen, dan ujungnya, kombinasi dari semua analisa di atas.

Analisa teknikal dan fundamental, atau bahkan sentimen pasar mungkin telah umum diperagakan. Namun, bagimanakah dengan pengamatan kapital? Apakah alasan Kiana menyertakan modal sebagai salah satu aspek yang bisa menyempurnakan analisa diamond? Usut punya usut, trader yang menjadi pengajar pada mata kuliah Financial Planning di Baruch College itu menganggap analisa kapital sebagai sebuah bagian dari perhitungan manajemen risiko.

Menurut dirinya, kalkulasi risiko tak hanya berperan sebagai langkah yang menjadi pengaman saja, melainkan juga salah satu komponen analisa yang dapat menentukan arah trading Anda. Besaran modal, spread, dan leverage, merupakan 3 hal yang dianggapnya penting untuk diikutsertakan dalam hal analisa kapital.

 

Secara keseluruhan, analisa diamond yang ditemukan oleh Kiana Danial dapat dilakukan dengan tata urutan sebagai berikut:

  • Analisa teknikal untuk melihat pergerakan harga di chart
  • Analisa fundamental untuk mengetahui latar kondisi ekonomi yang dapat berpengaruh pada arah pergerakan pair trading
  • Analisa sentimen guna menentukan sedang terjadinya bullish atau bearish market (dilihat dari outlook fundamental)
  • Analisa kapital guna menentukan besaran ukuran trading
  • Analisa keseluruhan (Overall) untuk menyimpulkan peluang melakukan entry terbaik

 

Indikator Teknikal Favorit

Dalam melakukan pengolahan analisa teknikal, Kiana Danial seringkali berpedoman ke indikator ichimoku dan RSI. Mengapa harus Ichimoku? Walaupun terkesan lebih rumit ketimbang indikator standard, Kiana lebih menyukainya karena terdapat beragam Moving Average yang bisa ia dapatkan. Dirinya juga gemar menggabungkan indikator tersebut dengan RSI, dan mengaku sudah terbiasa mengaplikasikan keduanya guna mendapatkan outlook teknikal dari pergerakan setiap pair.

Walaupun begitu, Kiana Danial tak lantas bergantung kepada Ichimoku dan RSI semata. “Ketika saya tak bisa mendapat sinyal yang cukup jelas dari kedua indikator itu, saya akan lebih memilih untuk berekspansi ke model analisa lain, semisal pola chart dan juga candlestick. Elliot Wave, serta Fibonacci retracement juga bisa dijadikan pilihan alternatif. Tentunya, cara analisa yang seperti ini tak akan lengkap tanpa adanya dukungan fundamental dan juga sentimen pasar,” demikian ungkap trader yang gemar menjuluki follower wanitanya sebagai “diva trading” itu.

 

Lebih Menyukai Swing Trading Ketimbang Scalping

Sebagai seorang trader berpengalaman yang sudah mendapat pengakuan dunia, Kiana Danial tentu tak lagi bingung menentukan, termasuk ke dalam tipe trader manakah dirinya. Dalam sesi interview bersama salah satu media, Kiana sempat mengaku lebih menyukai swing trading karena ini amat sesuai dengan gaya hidupnya.

“Saya tidak dapat dan tidak ingin terpaku untuk melihat chart sepanjang hari. Kalaupun seperti itu, saya menjadi tidak memiliki cukup waktu untuk fokus dalam melakukan analisa. (Swing trading) terbukti lebih menguntungkan untuk saya, karena selain mendukung hal kepercayaan diri, teknik itu juga menghindarkan diri saya pribadi dari keputusan-keputusan emosional” ungkap trader sukses yang giat berpartisipasi dalam aneka program pemberdayaan wanita itu.

Menurut Kiana Danial, menerapkan strategi scalping amatlah berisiko bagi ketenangan psikologisnya. Sosok yang gemar menggunakan “bahasa wanita” saat mengajar trading itu mengungkapkan bahwa: “Swing trading bisa mempermudah saya untuk tidak terpancing membuktikan diri sesudah mengalami loss yang beruntun, atau melakukan overtrading dikala mendapatkan winning streak.”

Itulah tadi artikel singkat kami tentang Kiana Danial, “Diva Trading” Pencetus Analisa Forex Diamond. Semoga bermangfaat dan menginspirasi ya.

 

Sumber: http://www.seputarforex.com/artikel/forex/lihat.php?id=276557&title=kiana_danial_diva_trading_pencetus_analisa_forex_diamond

Munehisa Homma, Trader Legendaris Penemu Chart Candlestick

 

Para trader dan investor yang sudah sukses dalam berkarir, sebagian besar akan mendedikasikan sebagian besar pengetahuan dan waktunya untuk mengembangkan dunia trading dan investasi. Umumnya, mereka akan mendirikan perusahaan investasi, menjadi seorang konsultan, ataupun komentator di berbagai media investasi dan juga bisnis. Selain itu, tak sedikit juga yang mulai merintis dan mengembangkan software trading, menulis buku panduan, dan lain hal sebagainya. Kita dapat mengambil manfaat positif dari berbagai kisah perjalanan karir dan pandangan mereka tentang dunia trading dan dunia investasi.

 

Munehisa Homma

Munehisa Homma

 

Kisah Munehisa Homma – Si trader abad 18, Sang penemu chart candlestick

Munehisa Homma (1724-1803) merupakan trader Jepang yang cukup terkenal pada jamannya. Dirinya adalah seseorang yang menciptakan suatu chart candlestick yang saat ini dipakai di seluruh dunia. Mungkin saja, ia adalah seorang pelopor dalam analisa teknikal jauh sebelum era trader benua Eropa dan Amerika bertrading dengan mempertimbangkanya.

Menurut rumor yang beredar, hasil profit dari trading yang telah berhasil dibukukan oleh Homma setara dengan US$ 10 milyard bila dikonversikan dengan nilai mata uang yang sekarang. Munehisa Homma sendiri saaat itu gemar bertrading pada komoditi beras, yang merupakan salah satu komoditi utama yang ada di Jepang pada saat itu. Karena kemampuan analisa dan prediksinya memang amat mumpuni, Homma diangkat menjadi salah seorang penasehat keuangan pemerintah Jepang dan mendapatkan gelar kehormatan samurai.

Selain itu, menurut rumor dikalangan para investor, Homma pernah membukukan profit dalam 100 kali trade yang dilakukanya secara berturut-turut. Mungkin, menganalisa pergerakan harga pada waktu itu tidak serumit saat ini dan perilaku para pelaku pasar juga amat berbeda. Namun, bagaimanapun juga, Homma adalah satu diantara trader jawara pada saat itu yang telah berhasil mensiasati pasar dengan skill analisanya yang tajam. Ide untuk menciptakan indikator yang dapat digunakan guna memprediksi arah trend adalah gagasan memang sebuah ide yang cukup cemerlang.

Dalam bukunya yang pernah diterjemahkan kedalam berbagai bahasa ‘The Fountain of Gold – The Three Monkey Record of Money’ (yang ditulis pada tahun 1755) tertulis bahwa aspek psikologi memang berperan penting dalam menentukan tingkat keberhasilan dalam trading. Selain itu, emosi dari para pelaku pasar amat menentukan level fluktuasi harga dari komoditi beras. Ia juga memberikan catatan bahwa saat pergerakan harga sedang bearish, merupakan waktu yang tepat untuk masuk ke pasar. Hal ini dikarenakan sesudahnya pasti akan naik dengan tajam, dan begitu pula sebaliknya.

 

Pada mulanya, Homma membuat semacam catatan harga akhir penjualan beras setiap hari pada kertas kulit dengan tujuan untuk menentukan trend arah pasar yang sedang berlangsung. Dalam perkembangan berikutnya, ia juga turut mencatatkan harga pembukaan, harga tertinggi dan terendah setiap hari lalu menggambarkannya seperti pola candlestick yang ada di jaman sekarang. Setelah ia tahu bahwa candlestick yang ia rancang banyak dipakai oleh sesama trader, ia memberikan beberapa nama pada pola-pola tertentu seperti yang kita kenal. Sebut saja doji, marubozu, harami  dan lain sebagainya.

Homma pernah menulis beberapa judul buku, dan khusus untuk candlestick yang ia jelaskan dalam bukunya dengan sebutan ‘Sakata Rules’. ‘Sakata Rules’ ini menjelaskan tentang pola-pola candlestick dan cara untuk memakainya adalah dasar analisa charting candlestick yang ada pada saat ini. Karena pada saat itu, masih belum ditemukan indikator teknikal semacam RSI, stochastic dan lain sebagainya, maka dapat dikatakan Homma trading dengan price action murni, yang masih saja relevan hingga kini.

Bagi seorang Munehisa Homma, pola candlestick amat bermanfaat untuk menentukan arah pergerakan harga beras, dan bagi trader jaman ini, gagasan Homma yang telah berusia 250 tahun ini bisa dimanfaatkan untuk menganalisa arah pergerakan harga pasar. Tidak hanya pasar komoditi, melainkan juga pasar saham, futures dan juga forex.

 

Walaupun gagasan ini cukup terkenal, kadang kala pelaku pasar yang masih awam tidak mengetahui tentang apa itu Candle Stick yang dirancang oleh Munehisa Homma. Namun untuk trader yang sudah banyak membaca buku panduan trading, pasti sedikit banyak sudah mengetahui tentang hal ini dan bahkan sering memanfaatkanya dalam banyak sesi perdagangan.

Menjadi seorang trader yang sukses memang tidak mudah. Banyak hal yang mesti dilalui. Butuh waktu, proses penempaan, dan membuka wawasan selebar mungkin untuk mempermudah kita dalam melakukan analisa. Bila analisa kita sudah cukup tajam, memperoleh profit yang besar bukanlah hal yang sulit untuk diraih.

Bilamana anda ingin mengikuti jejak Munehisa Homma (menjadi trader legendaris), anda seharusnya tetap memantaskan diri. Terus kembangkan metode trading anda, dan temukan cara yang paling ampuh untuk meraup keuntungan di pasar forex. Dengan begitu, seiring dengan berjalanya waktu, mungkin anda akan layak memperoleh gelar tersebut.

(Dipost oleh Freelancer: Taufik Romadhon – [email protected])

Konten ini ditulis oleh penulis freelance yang menulis secara bebas di Gainscope, bilamana ditemukan konten yang tidak sesuai harap lapor kepada [email protected]

Forex dan Valas adalah suatu Perdagangan yang Beresiko Tinggi, yang mungkin tidak cocok untuk sebagian Trader yang Belum Berpengalaman